Jumat, 02 April 2010

Kecerdasan.......

Manusia mesti melepaskan alasan kedua dari kemampuan pemahamannya dan menoleh kepada agama untuk memperoleh bantuan pemahaman. Karena agamalah yang mampu menemukan bantuan yang biasanya datang dengan sembunyi-sembunyi. Meski demikian, apabila seorang menghabiskan hidupnya dengan kebodohan tanpa menggunakan nalar, pemahaman dirinya akan tumbuh dengan lemah dan dia tidak akan mampu mengenali kekuatan agama. Engkau menumbuhkan keberadaan fisikal ini, padahal di dalamnya tidak terdapat kecerdasan apapun ! Tidakkah engkau memahami bahwa orang gila memiliki tenaga fisik yang lebih kuat tapi tidak memiliki kecerdasan sedikit pun ?

Kecerdasan adalah suatu konsep halus yang berada di dalam dirimu, tetapi siang dan malam engkau selalu disibukkan dengan makanan. Engkau berdalih bahwa konsep halus itu memperoleh kehidupan melalui badan fisik. Padahal nyata-nyata munculnya kecerdasan itu memiliki cara pemunculan yang berbeda. Bagaimana mungkin engkau menghabiskan seluruh kekuatanmu hanya untuk mementingkan kebutuhan fisik dan mengabaikan inti segala sesuatu, sesuatu yang lebih halus ? padahal fenomena-fenomena material keberadannya bergantung kepada inti (subtle) dan bukan dengan cara yang lain ? cahaya keluar melalui celah mata dan telinga, dan begitulah selanjutnya. Apabila engkau tidak memiliki celah itu, cahaya itu akan keluar melalui jalan keluar yang lain. Hal ini persis bagaikan engkau membawa lampu ke luar untuk melihat matahari. Bahkan apabila engkau tidak membawa lampu, matahari masih akan menunjukkan dirinya. Untuk apa lagi engkau membawa lampu.

Seseorang hendaknya tidak berputus asa pada tuhan, karena harapan adalah langkah pertama menuju jalan keselamatan. Bahkan apabila engkau tidak menempuh jalan itu, setidaknya jagalah agar jalannya tetap terbuka. Jangan katakana bahwa engkau telah tersesat. Ambil jalan lurus, yang tidak ada belokan berliku. Lurus adalah sifat tongkat musa, sedangkan kekakuan merupakan gambaran papan para tukang sihir. Ketika yang lurus muncul, dia akan melahap seluruh kekakuan yang lainnya. Jika engkau melakukan kejahatan, sebenarnya akan berakibat kepada dirimu sendiri. Bagaimana mungkin kejahatan yang engkau lakukan akan mampu mencapai-nya ? ketika burung bertengger di puncak gunung kemudian terbang, apakah gunung itu memperoleh atau kehilangan sesuatu ? ketika engkau meluruskan dirimu sendiri, tidak ada lagi yang tersisa, jangan pernah membuang harapan.

….semakin engkau memberi ruang dirimu kepada hal-hal duniawi, semakin jauh objek cinta yang semestinya tumbuh dalam dirimu. “Siapa pun yang menyumbangkan bantuan kepada orang yang tidak adil berarti mereka telah bertekuk lutut kepada mereka di mata tuhan.” Ketika engkau sudah merasa condong kepada orang yang engkau inginkan, maka dia akan menjadi guru bagimu, demikian kecerdasan belum engkau pahami telah tumbuh di dalam dirimu tapi muncul bagai buih di sapu ombak lautan.Wallahualam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar