Sabtu, 20 Maret 2010

Kebaikan ilahi….

Orang tidak beriman akan tersungkur ke dalam kekafiran dengan menderita luka akibat ketidakimanannya. Jika lebih dekat, kami melihat bahwa penderitaan mereka sebenarnya merupakan hakikat kebaikan ilahi. Apabila ditinggalkan dalam kedamaian, orang tidak beriman akan melupakan pencipta, tetapi penderitaannya menjaga dia tetap ingat.


Neraka, kemudian adalah tempat pemujaan, masjid untuk orang tidak beriman tempat mengingat tuhan, persis yang mereka lakukan di dalam penjara, waktu penyiksaan, atau ketika mengalami sakit gigi. Ketika orang tengah sakit gigi, tirai ketidakpedulian terkoyak berkeping-keping; orang mengakui keberadaan tuhan dengan berteriak, “Ya, tuhan ! ya, maha pengasih ! ya, tuhan!”.


Padahal ketika orang sehat, tirai ketidakpedulian jatuh lagi dan seseorang berkata. ”Dimanakah tuhan ? Aku tidak melihat-nya ? kenapa aku harus mencari-nya?” bagaimana halnya ketika sakit engkau melihat-nya cukup jelas, tetapi sekarang engkau tidak dapat melihatnya ? karena engkau melihatnya selama sakit, sakit memberikan pengawasan kepadamu, ia menjaga dirimu agar tetap memperhatikan tuhan. Penghuni neraka tidak peduli dan tidak ingat pada tuhan ketika mereka sedang senang. Sekarang, di dalam neraka mereka mengingat tuhan siang dan malam.


Tuhan menciptakan alam semesta, surga dan neraka, matahari, bulan dan planet, sebaik kebaikan dan kejahatan mengingat-nya, melayani dia dan mengagungkan-nya. Karena satu-satunya nalar penciptaan segala hal ini adalah mengingat dia. Dan karena orang tidak beriman tidak melakukan itu ketika mereka sedang senang, mereka pergi ke neraka untuk melakukan pengingatan.


Orang beriman tidak memerlukan luka; mereka peduli pada penderitaan ketika senang, tetapi selalu merasakan penderitaan itu sebelum waktunya.

Sama halnya seorang anak pintar hanya membutuhkan sekali penderitaan, sekali pukulan tongkat agar tidak melupakan pelajaran. Sedangkan seorang anak bodoh terus melupakan pelajaran dan dia akan mengalami penderitaan.


Kuda pintar merasakan pecutan sekali saja dan tidak pernah memerlukannya di waktu lain. Pecutan akan membawa manusia bermil-mil. Meski demikian, seekor kuda yang bodoh perlu dicambuk berkali-kali setiap menit; dia tidak layak membawa manusia, maka dia menyeret kotorannya.


godgoodness you

Tidak ada komentar:

Posting Komentar